Selasa, 18 Juni 2013

Tulisan Hubungan industrial Pancasila

Memaksimalkan Outsourcing di Indonesia
Dengan iklim usaha yang relatif kurang kondusif seperti saat ini, daya saing industri mau tidak mau harus dapat ditingkatkan. Banyak pertanyaan mengapa relatif sedikit perusahaan Indonesia yang dapat berperan secara regional atau bahkan internasional. Sumber daya manusia ? rasanya tidak tepat banyak pegawai perusahaan regional yang memanfaatkan jasa SDM Indonesia. Bahkan pegawai dari Indonesia terkenal memiliki etos kerja yang baik disamping skill dan pengetahuan yang cukup memadai.

Outsourcing adalah salah satu usaha meningkatkan efesiensi perusahaan. Banyak perusahaan saat ini hanya melakukan outsourcing untuk mengurangi jumlah pegawai tetap. Dengan tindakan ini pada dasarnya perusahaan hanya meng-outsource resiko sosial dari sistem ketenagakerjaan di Indonesia . Dengan outsource perusahaan tidak ingin dibebani kewajiban – kewajiban yang mengiringi penerapan UU Ketenaga kerjaan. Jelas hal seperti ini tidak akan meningkatkan daya saing. Bahkan sering terjadi karyawan outsource yang ingin berprestasi menjadi padam motivasi kerjanya karena sistem outsourcing, sehingga jarang didapatkan pegawai outsource jenis ini memiliki kinerja yang baik.

Dengan latar belakang ini banyak perusahaan mulai memikirkan untuk berubah menuju outsourcing pekerjaan.Seorang manajer di perusahaan minyak pernah share pengalamannya mengenai pendekatan ini. Ketika perusahaannya melakukan outsource pekerjaan welding, biaya meningkat tapi dilain sisi kualitas pekerjaan meningkat dan jumlah cacat menurun yang pada akhirnya meningkatkan efesiensi dibandingkan sebelum melakukan outsourc. Kesimpulan: Dengan outsourcing biaya sebenarnya akan naik namun output yang dihasilkan akan meningkat melebihi kenaikkan biaya yang ditimbulkan. Hal ini bisa dibayangkan : jika anda memiliki seseorang analis pasar maka ia akan bekerja 10% dari waktunya untuk melakukan analisis pekerjaan sedangkan 90% waktunya untuk hal – hal yang diluar pekerjaannya termasuk menganggur dan browsing internet, sebaliknya dengan outosourcing perusahaan menghire orang – orang yang 100% waktunya memikirkan analisa pasar.Secara output per performance anda akan membayar lebih rendah.

Jika strategi dan arah perusahaan dalam penerapan outsourcing sudah ditetapkan pada arah yang benar tantangan berikut adalah memilih vendor yang tepat. Hal yang menarik dari pengalaman rekan kerja saya di perusahaan pulp terkemuka ketika perusahaannya melakukan outource maintenance genset. Ketika ia menggunakan perusahaan lokal sering terjadi masalah, dan ketika ada masalah tidak tersedia solusi backup sehingga jadwal perkerjaannya banyak yang terganggu. Akhirnya perusahaan memutuskan untuk menggunakan vendor dari Singapura dengan biaya 2 kali lipat. Tapi kualitas yang didapat sangat baik sehingga walaupun baik produktifitas tetap tercapai. Saya jadi berpikir apakah bangsa ini memang tercipta untuk menjadi bangsa yang kalah ?

Sebenarnya jika dipikir wajar vendor Singapura memiliki performa lebih baik, memang mereka dibayar 2 kali lipat. Jika kita menggunakan vendor Indonesia dengan bayaran yang sama mungkin cerita akan lain, atau bisa juga sama buruknya. Sebenarnya kekurangan pendekatan dengan vendor lokal dapat diperbaiki dengan hubungan yang bersifat partnership. Dalam kasus diatas hubungan vendor -perusahaan bersifat transactional, yang artinya perusahaan akan membayar dengan nilai tertentu dengan balasan layanan sesuai spesifikasi. Dalam hubungan partnership vendor – perusahaan saling terbuka dan saling membantu untuk menghasilkan customer value yang terbaik. Diagram customer value dapat digambarkan sebagai berikut:

Semakin cepat perusahaan beralih ke pendekatan partnership akan semakin baik customer value yang dihasilkan. Dengan pendekatan ini pula kita bisa mendapatkan vendor yang baik dengan harga yang relatif murah juga. Dan dengan semakin besarnya peran internet, jangan sampai perusahaan anda tidak memanfaatkan tool yang sangat efektif ini.

Contoh kasus yang paling menarik menggunakan pendekatan ini adalah bagaimana toyota mengalahkan GM dan Ford dinegaranya sendiri. Hubungan Toyota dengan vendor adalah hubungan partnership dimana toyota berusaha membantu vendornya untuk selangkah lebih baik, sedangkan GM dan Ford menggunakan hubungan transactional. Aibatnya vendor Toyota menghasilkan produk yang jauh lebih baik, bahkan anehnya walaupun GM menggunakan vendor yang sama dengan Toyota, produk yang dideliver untuk toyota tetap lebih baik dibandingkan yang dideliver untuk

Di lain sisi, saat ini internet telah berkembang sedemikian rupa sehingga dapat merubah landscape dari business termasuk outsourcing industri. Pastikan perusahaan anda memaksimalkan internet sebagai sarana bersaing anda. Semoga pemikiran singkat ini bermanfaat.
SUMBER : http://training.primesynergie.com/memaksimalkan-outsourcing-di-indonesia.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar